Kamis, 11 November 2010

Bukan keturunan India


Saat menulis ini, sebenarnya kondisi ku masih seperti hari-hari kemarin. Kelelahan dan ngantuk berat. Tapi selalu saja sistem di tubuh ku melakukan sebuah kerja otomatis untuk menanggapinya, yaitu dengan melawan. hampir setiap saat kantuk datang, Hampir pula setiap saat itu aku menahan diri untuk tidak menurutinya. sebutlah aku keras kepala, bahkan pada kebutuhan ku sendiri pun aku begitu keras menahan diri.

Aku tahu ini sebuah gaya hidup yang tidak sehat. Bangun di pagi hari pukul 5.30, tanpa jadwal tidur siang, dan malamnya baru terlelap lagi di atas jam 11. Belum lagi perjalanan dengan dibonceng motor pulang pergi tempat kerja ku di kabupaten wajo dan pulang kembali ke kabupaten soppeng, dengan jarak total lebih dari 40 km. (terimakasih buat tati yang selalu setia menjemput dan mengantarkanku sampai di depan rumah. dia yang memboncengku dengan motor matic-nya, dengan perawakan badan yang tidak lebih besar dari badanku!!)

Setiap orang yang baru mengetahui kenyataan bahwa setiap hari aku harus menempuh perjalanan lintas kabupaten untuk menuju ke tempat kerja, rata-rata mengeluarkan ekspresi yang hampir sama. Mereka terkejut dan merasa itu hal yang hampir mustahil untuk dilakukan setiap hari oleh seorang perempuan. Mereka iba, khawatir, dan bahkan terkadang menjadi dramatis meskipun sebenarnya bukan maksud mereka seperti itu.

Kebanyakan orang di kantor telah mengetahui hal ini. saran mereka hanya satu. Cari tempat kost di sana. Tapi itu masih jauh dari pikiranku. Bukan hanya karena mengurusi kakek semata wayang ku, tapi karena menurutku masih ada pilihan lain untuk menjalani rutinitas ini. Tetap tinggal di kota asal ku bersama keluarga tentu jauh lebih menyenangkan dan menenangkan, dibanding harus tinggal di tempat baru dan mengorbankan itu semua.

Bukannya aku belum pernah tinggal di tempat yang asing dan belum aku kenal. 7 tahun lalu aku memulai hidup sebagai mahasiswa di kota makassar. Suasana yang ramai dan teman-teman yang menyenangkan tidaklah membuatku merasa asing lagi. Lain halnya dengan tempat kerjaku, yang tentu tidak semua orang bisa menyenangkan diajak lucu-lucuan dan bercanda ngalor ngidul. Lingkungan kerja adalah lingkungan yang serius, meski beberapa di antaranya tetap berusaha membuat suasana kantor tidak sekaku kesannya.

Sejak memulai status pegawai pemerintah 6 bulan yang lalu, sampai saat ini ada yang aneh tiap aku bercermin. Bukan karena kulitku yang makin hitam dan berjerawat akibat kebingungan sel untuk menyesuaikan antara dua kota dengan cuaca yang cukup berbeda tiap harinya. Tapi karena daerah kedua mataku yang dihiasi oleh lingkaran hitam yang semakin jelas dari hari ke hari. Iklan kosmetik di tv menyebutnya sebagai sindrom "mata panda". Analogi yang tepat, karena mata panda memang memiliki lingkaran hitam lebat di sekelilingnya. Tapi ini bukan karena aku memiliki darah keturunan India yang kebanyakan memang punya lingkaran hitam di daerah sekitar mata. Hidung pun sama sekali tidak mirip dengan hidung orang-orang yang membintangi film-film bollywood. Hanya warna kulit gelap ku yang hampir serupa.
Respon sistem dalam tubuh ku yang cenderung melawan rasa lelah dan kantuk, bukannya menuruti mereka untuk segera beristirahat dan tidur lelap di atas kasur empukku, menjadi tersangka utama lingkaran hitam yang muncul semakin jelas itu. Kali inipun mataku terasa menggantung beban yang berat, tapi tetap kulawan dengan sekuat tenaga. Malam masih muda, belum waktunya untuk tidur.Tapi tetap selalu ada janji untuk belajar tidur lebih awal esok malam, meski janji itu lebih sering tak kutepati demi alasan-alasan yang tidak terlalu jelas.

3 komentar:

  1. hati2 jadi panda mbak were.nanti kayak bapaknya ki ranma 1/2...hehehehehe

    BalasHapus
  2. jadi ingat salah satu iklan 'bye bye mata panda', itu yang ngomong kan saya, hihihih

    BalasHapus
  3. alah ini emma, mau sekali dibilang LCB..hehehe, saya juga mata panda, tapi itu sudarsono..sudah dari sononya..tenang wer, bukanji kita yang menjadi gadis lintas kabupaten, saya sejak kuliah sudah melakoni itu..hahay...

    BalasHapus